TeknoCerdas.com – Salam cerdas untuk kita semua. Kebanyakan orang mungkin hanya mengenal tiga sistem operasi mainstream yaitu Windows, MacOS dan Linux. Diluar sana ada beberapa sistem operasi alternatif yang dikembangkan selain ketiga tersebut salah satunya adalah Haiku. Pada 9 Juni 2020 lalu Haiku versi R1/Beta2 dirilis setelah menunggu hampir 2 tahun dari versi R1/Beta1.
Haiku adalah sistem operasi yang bebas dan open source yang desain untuk kompatibel dengan BeOS. Pengembangan Haiku dimulai tahun 2002 jadi sudah cukup lama. Pengembangan Haiku dimulai setahun setelah BeOS versi terakhir dihentikan pengembangannya yaitu versi R5.1 tahun 2001.
Haiku didesain untuk komputer personal bukan untuk server. Haiku bukanlah sebuah distribusi Linux karena Haiku menulis sendiri kernel OS yang digunakan. Haiku adalah duplikat BeOS dengan dukungan untuk hardware yang lebih modern. Selain itu Haiku juga mendukung standar POSIX.
Fitur Haiku Versi R1/Beta2
Berdasarkan rilis resmi dari Haiku versi R1/Beta2 lebih dari 900 bugs dan perbaikan telah dilakukan oleh 101 kontributor dan lebih dari 2800 kode commits.
Beberapa fitur utama yang dihadirkan pada versi ini.
- Dukungan untuk HiDPI ditingkatkan
- Usabilitas Deskbar ditingkatkan dengan adanya mini mode
- Penyatuan konfigurasi Mouse, Keyboard dan Touchpad
- Perbaikan pada browser bawaan WebPositive
- Porting beberapa aplikasi ke Haiku diantaranya: LibreOffice, Telegram, Krita dan lainnya.
- Perbaikan pada proses instalasi
- Dukungan untuk disk NVMe
- Dukungan untuk XHCI (USB3)
- Penstabilan dan peningkatan performa pada Kernel
- Emulasi meta-key pada Terminal layaknya MacOS
Penulis sangat tertarik dengan OS ini dan mengikuti pengembangan Haiku kurang lebih dari tahun 2010. Fokusnya pada Desktop atau komputer personal harusnya membuat OS ini harus sangat responsif dalam melakukan task yang berhubungan dengan antarmuka grafis.
Ada satu sistem operasi alternatif lain selain Haiku yang cukup menarik yaitu ReactOS. Jika Haiku mencoba untuk kompatibel dengan BeOS maka ReactOS lebih ambisius lagi yaitu mencoba kompatibel dengan Windows.
Sama dengan Haiku, pengembangan ReactOS sangat lambat kode karena sistem operasi memiliki kompleksitas tinggi. Namun pengembangan ReactOS sepertinya berjalan sangat cepat dan memiliki banyak kontributor dalam beberapa tahun terakhir setelah migrasi ke Github. Penulis rasa Haiku harus mengambil langkah yang sama.
Apakah anda sudah bosan dengan Windows, MacOS atau Linux? Patut ditunggu versi stabil dari Haiku.