Amazon Red Hat OpenShift: Sebuah Kolaborasi AWS dan Red Hat untuk Managed Kubernetes

1 min read

Disclaimer
Saya bekerja di AWS, semua opini adalah dari saya pribadi. (I work for AWS, my opinions are my own.)
Amazon Red Hat OpenShift
AWS dan Red Hat OpenShift (Logo Hak Cipta masing-masing)

Sepertinya Kubernetes tetap menjadi primadona dalam cloud computing beberapa tahun kedepan. Ini terbukti dengan banyaknya vendor yang menawarkan layanan Kubernetes. Terakhir adalah Amazon Red Hat OpenShift sebuah kolaborasi AWS dan Red Hat untuk Managed Kubernetes.

Dikutip dari laman rilis resmi Red Hat, Amazon Red Hat OpenShift adalah sebuah managed service yang memungkinan organisasi IT untuk dengan cepat melakukan deploy aplikasi di layanan AWS menggunakan pondasi dari Red Hat enterprise Kubernetes, dengan tetap menggunakan tools dan API yang sama.

Bagi yang belum mengetahui, OpenShift adalah sebuah platform enterprise untuk Kubernetes yang dapat berjalan di hybrid cloud.

Mereka Red Hat mengatakan bahwa pelanggan akan mendapat beberapa keutungan jika menggunakan Amazon Red Hat OpenShift diantaranya.

  1. Mendapatkan platform Kubernetes untuk enterprise paling kompresensif. Itu karena plaform ini didukung oleh dua pempimpin di pasar cloud computing yaitu AWS dan Kubernetes oleh Red Hat.
  2. Integrasi dengan layanan AWS. Semua layanan AWS termasuk komputasi, networking dan machine learning dapat diakses secara langsung dari OpenShift.
  3. Memudahkan alur deployment untuk hybrid cloud melalui OpenShift. Amazon Red Hat OpenShift memudahkan enterprise yang saat ini masih menggunakan Kubernetes pada infrastruktur on-premise dapat dengan mudah migrasi ke cloud.

ECS dan EKS vs Amazon Red Hat OpenShift

Mungkin orang bertanya – AWS sudah memiliki managed service sendiri untuk Kubernetes yaitu Elastic Container Service (ECS) dan Elastic Kubernetes Service (EKS). Dengan adanya Red Hat OpenShift apakah ini tidak merugikan mereka.

Menurut penulis tentu tidak, karena ingat bahwa managed Kubernetes service adalah sebuah Platform as a Service (PaaS) yang memerlukan infrastruktur untuk berjalan. AWS sebagai penyedia infrastruktur tetap diuntungkan dengan ini karena infrastruktur mereka tetap akan digunakan.

Tidak perlu melihat apakah layanan Kubernetes ini in-house milik mereka sendiri atau milik vendor lain asalkan tetap berjalan diatas AWS maka mereka tetap diuntungkan.

Bagi Red Hat sendiri dengan adanya kerja sama ini memungkinkan mereka untuk melebarkan pasar OpenShift. Karena semakin banyak pilihan untuk melakukan depoyment OpenShift.

Sebuah win win solution bagi keduanya.